- Deskripsi Wisata.
- Lokasi Wisata.
- Jam Operasional.
- Tiket Masuk.
- Fasilitas.
-Toilet.
-Wahana.
- Sejarah Wisata.
Konon, bukit yang menyimpan banyak sejarah ini menjadi harta karun tersendiri bagi masyarakat pada zaman penjajahan Belanda. Potensi alam berupa tanah kapur menjadi buruan masyarakat untuk diolah menjadi bahan material. Bahkan proses penambangan pada zaman dahulu tidak hanya secara manual, melainkan menggunakan bahan peledak.
Diatas tanah yang sudah ramai dikunjungi wisatawan ini awalnya merupakan gudang mesiu atau bahan peledak. Bahkan sejumlah penambang juga mendirikan dua gudang untuk menyimpan bahan peledak. Sewaktu-waktu apabila akan ada aktifitas pertambangan, warga diminta menyingkir lantaran radius ledakan terbilang cukup jauh.
Dua gudang yang berdiri diatas bukit itu dimanfaatkan untuk menyimpan mesiu. Bahan peledak diambil dari Kabupaten Magelang, sementara untuk hasil material akan dijual ke sejumlah daerah. Sekali melakukan ledakan, reruntuhan material kapur bisa terbang hingga 500 meter. Tak jarang sejumlah rumah warga mengalami rusak-rusak akibat tertimpa material.
Dulunya kondisi Bukit Patrum memiliki ketinggian yang rata dan sama, namun lantaran banyaknya aktifitas ledakan itu membuat kondisi bukit tidak teratur. Untuk menuju ke atas bukit, masyarakat terpaksa harus mendaki anak tangga dari bambu. Selain itu, disamping kawasan bukit Patrum nampak tebing tinggi yang berdiri kokoh.
Namun seiring berjalannya waktu, aktifitas pertambangan mengunakan bahan peledak mulai dilarang oleh pemerintah. Hal itu juga diikuti semakin berkurangnya minat masyarakat untuk menggunakan gamping atau kapur sebagai salah satu material bangunan. Warga mulai beralih ke bahan bangunan berupa semen dan pasir sungai.
sumber : https://klaten.sorot.co/berita-4566-asal-usul-bukit-patrum-sebagai-tempat-penyimpanan-bahan-peledak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar