Wisata Gua Suran dan Gua Belan, Tempat Bersujud Kyai Ageng Gribig.


  • Deskripsi Wisata.
Wisata Gua Suran merupakan salah satu wisata yang terdapat di Kota Klaten. Daya tarik Wisata Gua Suran terdapat pada keeksotisan, keindahan dan sensasi yang diberikan oleh tempat tersebut. Gua ini digunakan oleh Kyai Ageng Gribig sebagaitempat bersujud saat waktu tidak dapat membuat masjid.

Gua yang berbentuk leter L dan dengan kedalaman ± 4 m, terdapat Sendang Suran sebagai tempat wudhu Kyai Ageng Gribig di samping gua tersebut. Sekarang lokasi ini digunakan untuk tempat pembagian kue apem yang dilakukan tiap bulan Sapar. Di samping itu terdapat wisataGua Belan, yang merupakan terowongan dengan kedalaman ± 8 m, yang dipergunakan sebagai rekreasi yang sangat menarik bagi anak muda dengan luas ± 700m2 di sebelah selatan makam Kyai Ageng Gribig.

  • Lokasi Wisata.
Secara administratif, wisata Gua Suran terletak di Jawa Tengah, Kabupaten Klaten, Kelurahan Jatinom, Kec.Jatinom. Sedangkan Gua Belan terletak di Belan, Jatinom, Kec. Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
  • Jam Operasional Wisata.
Senin-Minggu 24 jam penuh.
  • Tiket Masuk.
-
  • Fasilitas.

– Area Parkir kendaraan

– Mushola

– Kamar mandi.

  • Sejarah Wisata.

Kyai Ageng Gribig atau kerap disapa Ki Ageng Gribig merupakan salah satu tokoh besar yang menyebarkan agama Islam pada masa Sultan Ageng Mataram. Terutama di Kecamatan Jatinom, Klaten. Beliau dimakamkan di Jatinom, bersebelahan dengan berbagai petilasan. Yakni Masjid Alit, Sendang Klampeyan, Sendang Brubyah, Masjid Gede, Goa Suran, Sumber Suran, Langgar Suran, Goa Belan, termasuk tradisi sebar apem atau ya qawiyyu.

Objek wisata religi tersebut di kelola oleh Pengelola Pelestari Peninggalan Kyai Ageng Gribig (P3KAG). Yang dibuat sejak tahun 2004. makam tersebut masih sering dikunjungi para peziarah.  

 Sekretaris P3KAG Mohammad Daryanto menjelaskan kepada Jawa Pos Radar Solo.“Banyak diyakini, terutama oleh masyarakat Surakarta dan Jogjakarta, Kyai Ageng Gribig itu masih keturunan Brawijaya V, yang tak lain raja terakhir kerajaan Majapahit. Dasarnya ada pada catatan-catatan yang ada di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat,”

Sejatinya ada banyak versi mengenai asal usul Kyai Ageng Gribig alias Joko Dolog alias Raden Wasibagno. Berasal dari Lumajang, Jawa Timur. Dia menikahi Raden Ayu Belah, yang tak lain putri salah seorang wali songo, Sunan Giri. Diperintah menyebarkan Islam di Jawa Tengah, termasuk di Jatinom, Klaten.

Cukup banyak petilasan Kyai Ageng Gribig di area pemakaman. Yakni masjid pertama di Jatinom yang lebih dikenal dengan Masjid Alit. Lalu Sendang Klampeyan yang sering digunakan untuk mandi para peziarah. Kemudian Sendang Brubyah, tempat Kyai Ageng Gribig memberikan ilmu kepada murid-muridnya.

Petilasan lainnya, yakni Masjid Gede yang dibangun Sultan Agung Mataram sebagai hadiah. Kemudian Gua Suran, Sumber Suran, Langgar Suran, Gua Belan, Oro-Oro Ya Qawiyyu, serta Oro-Oro Tarwiyah.

“Cungkup utama di makam Kyai Ageng Gribig merupakan pemberian raja Keraton Kasunanan Surakarta Paku Buwono X pada 1908. Nah, makamnya ada di dalam rumah kecil yang disebut Kanthil. Bersebelahan dengan makam istrinya Nyai Ageng Gribig,” imbuh Daryanto.

Pada 2017, area makam direnovasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pengelola tidak membatasi waktu bagi pengunjung yang ingin ziarah. Dibuka 24 jam penuh. “Tentunya menerapkan prokes ketat pencegahan Covid-19,” tutupnya.

Selain ziarah makam, satu lagi yang dinanti para wisatawan, yakni tradisi ya qawiyyu alias sebar apem. Tradisi peninggalan Kyai Ageng Gribig sejak ratusan tahun lalu. Asal usulnya, yakni saat Kyai Ageng Gribig pulang dari menunaikan ibadah haji. Dia membawa buah tangan berupa kue dan segenggam tanah dari Arafah, Makkah.

“Tradisi ini sudah masuk yang ke-402 tahun. Sejak kyai pergi naik haji sekitar 1619. Waktu itu masih naik kapal laut,” beber Daryanto.

Lantaran kue yang dibawa sedikit, Kyai Ageng Gribig minta istrinya membuat apem. Lalu disebar ke masyarakat usai salat Jumat. Sementara tanah Arafah ditanam di pengimaman Oro-Oro Jatinom.

Masyarakat percaya, apem dapat membawa keberkahan. Tak ayal, tiap Jumat di bulan Sapar (penanggalan Jawa), kawasan ini berubah jadi lautan manusia. Berebut kue apem.




Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Panoraten

Kota Klaten

Jumlah Pengunjung

Tempat Berincang