- Deskripsi Budaya.
Festival Sebaran Apem Yaqowiyu digelar sangat ramai dan meriah. Biasanya bila diadakan festival tersebut tidak sedikit orang yang datang, mungkin sekitar 1000 orang.
- Sejarah Budaya.
Sejak 1589 Masehi atau 1511 Saka, Ki Ageng Gribig selalu membagi-bagikan apem kepada orang-orang di sekitarnya. Mulai saat itulah, Ki Ageng Gribig mengamanatkan kepada masyarakat Jatinom, Klaten, untuk memasak sesuatu sebagai sedekah kepada masyarakat yang membutuhkan. Amanat Ki Ageng Gribig inilah yang kemudian mengawali tradisi Yaqowiyu.
Nama Yaqowiyu Tradisi Yaqowiyu diambil dari bagian akhir doa memohon kekuatan dalam bahasa Arab, yakni yaa qowiyyu, yaa aziz, qowwina wal muslimiin, yaa qowiyyu warzuqna wal muslimiin. Selain itu, penggunaan kue apem dalam tradisi ini memiliki maksud tersendiri. Kue Apem diambil dari kata bahasa Arab, yakni affum. Kata affum memiliki makna maaf. Oleh sebab itu, makanan yang dibagikan dalam tradisi ini kemudian disebut dengan apem Yaqowiyu.
Tradisi Yaqowiyu dilakukan setiap bulan Sapar dalam penanggalan Jawa. Biasanya, ribuan kue apem akan disebarkan dari panggung permanen di selatan masjid yang berada di kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig. Masyarakat kemudian percaya bahwa kue apem Yaqowiyu dapat membawa kesejahteraan bagi mereka yang mendapatkannya.
sumber:https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/12/120000579/sejarah-tradisi-yaqowiyu-festival-penyebaran-kue-apem-di-klaten?page=all#page2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar